
Perspektiflampung.com-Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Metro menggelar pelatihan musik gamolan dan rebana, Sabtu hingga Minggu (27 -28/07/2024).
Pelatihan yang dikemas dalam bentuk Kemah Seni yang digelar di Gedung Nuwo Budayo itu diikuti 90 peserta dari 30 SMP negeri dan swasta. Masing-masing terdiri dari 2 siswa dan 1 pendamping/guru dari setiap sekolah. Pelatihan itu menghadirkan narasumber I Ketut Suhandrika S.Sn, M.Si, dan Gusti Putu Anom Aribawa. Mereka mengajarkan gamolan. Kemudian, narasumber pengajar rebana Mifta Ilhamsyah Putra dan Philipus Indra Gunawan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro Suwandi saat membuka kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya acara ini.
“Melalui kemah seni ini semoga dapat membantu siswa belajar menggunakan alat musik tradisional dan membaca notasi,”kata Suwandi .
Terlebih lanjutnya, sesuai Kurikulum Merdeka maka saat ini pembelajaran lebih kepada memberikan ruang kreativitas sesuai bakat dan minat siswa. Selain itu, melalui pelatihan ini ke depan diharapkan para guru dapat menularkan ilmu yang didapat untuk diajarkan dan diaplikasikan di lingkup siswa di sekolahnya masing masing.
“Teruslah berlatih apa yang sudah diajarkan, bahkan kalau bisa dikembangkan ke notasi lagu-lagu yang lain,”harapnya.
Acara kemah seni itu berlangsung sukses. Itu terlihat pada hari ke dua seluruh peserta yang dibagi menjadi 4 kelompok, mampu mempersembahkan kolaborasi gamolan dan rebana dalam pentas evaluasi.
Diketahui, Gamolan merupakan instrumen musik dari Lampung Barat. Gamolan termasuk ke dalam klasifikasi instrumen musik berlempeng yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini sering juga disebut sebagai gamolan pekhing (bambu) atau cetik dan dianggap sejenis gamelan dari Jawa. Namun, berbahan baku dari bambu yang disusun dengan berbagai ukuran dan menghasilkan tangga nada terdiri dari not balok 1,2,3,5,6,7.
Sedangkan rebana, sejenis kerenceng atau terbangan merupakan alat musik tradisional asal Lampung yang berbahan dasar rotan serta kulit kambing yang dimainkan dengan dipukul. Alat musik ini dilengkapi rotan dengan tujuan mengencangkan kulit kambing agar menghasilkan suara yang lebih nyaring dan jernih. (rip)