Perspektiflampung-Sebagai bentuk protes terhadap kinerja Dinas PUTR Kota Metro, khsususnya terkait alokasi anggaran pemeliharaan rutin, jajaran pengurus GML Indonesia Kota Metro bergotong royong menimbun sejumlah jeglongan atau lubang pada ruas Jalan Patimura Kelurahan Banjarsari Metro Utara.
Ketua DPD GML Indonesia Kota Metro, Slamet Riadi menyebutkan, sebagai bentuk protes kepada kinerja Dinas PUTR Kota Metro, pihaknys bergotong royong menimbun jeglongan pada ruas Jalan Pattimura di Kelurahan Banjarsari Metro Utara. Apalagi, kondisi jalan tersebut cukup rusak parah dengan lubang-lubang dalam dengan diamter cukup lebar, sehingga menimbulkan kesulitan para pengguna jalan yang melintas.
“Hari ini kami bergerak dil okasi ini atas dasar keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi Jalan Patimura. Kami bergotong royong menimbun jalan bersama beberapa warga sekitar,” kata dia.
Menurut dia, pihaknya memberikan nama Jeglongan Dua Sembilan pada ruas jalan tersebut, karena banyaknya lubang yang ada pada Jalan Patimura. “Hal ini kami lakukan agar Pemerintah Kota Metro dan Provinsi Lampung benar-benar serius dalam menanganinya. Sedangkan, kami dan masyarakat adalah partisipasi dan edukasi, meskipun hanya sedikit yang kami bisa lakukan semoga ini bermanfaat dan memberikan kontribusi positif untuk para pengguna jalan dan pemerintah,” imbuhnya.
Pada bagian lain, Slamet Riadi mengungkapkan, pemerintah baik itu Pemkot Metro maupun Pemprov Lampung, telah menggelontorkan anggaran miliaran rupiah hanya untuk mengurus jalan yang melintas di Kelurahan Banjarsari Metro Utara tersebut. “Tercatat, pada tahun anggaran 2020, Pemkot Metro mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3,9 miliaran untuk kegiatan Pemeliharaan Berkala Jalan Ruas Jalan Patimura,” bebernya.
Lalu, tak berselang lama Pemprov Lampung melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi pada tahun 2023 juga menggelontorkan anggaran sebesar Rp 6 miliaran untuk kegiatan Rekonstruksi Jalan Patimura. “Tetapi kalau kondisi jalan seperti ini, siapa yang salah. Sistem perencanaan yang tidak matang atau pekerjaan yang asal-asalan,” ungkapnya. (ga)
