Minggu, Oktober 6, 2024
Beranda UMUM Terapkan Metode MTOT, Hasil Petani di Lamtim Meningkat

Terapkan Metode MTOT, Hasil Petani di Lamtim Meningkat

Persepktiflampung – Manfaatkan metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), Petani jagung manis Desa kedaton, Kecamatan Batang Hari Nuban, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) mendapat berkah panen saat kemarau melanda. Bahkan menghasilkan produksi jagung melimpah saat musim kemarau.
Tri pambudi (47) petani setempat mengatakan, hasil panenya selama musim kemarau ini menghasilkan jagung manis dengan luas tanah setengah hektar menghasilkan jagung manis Grade A sebanyak  3,8 ton dan jagung manis Grade B sebanyak 1,8 ton.
Hasil tersebut didapat dari perhitungan ubinan yang dilakukannya. ” Bahkan saya bertani menggunakan metode MTOT sudah 2 tahun ini , termasuk saat musim kemarau panjang saat ini,” katanya. (11/09/2024).
Dirinya juga mengaku, selama 60 hari masa tanam sejak Juli lalu, dia jarang melakukan pengairan pada tanamannya.
“Pemberian air jarang karena kemarau, tapi karena pangkal tanaman jagung terlindung mulsa alami, dan setelah disiram kelembapan tanah dapat terjaga,”tuturnya.
Dirinya menyebut nutrisi jagung didapat dari mulsa campuran bahan jerami, batang jagung, dan ranting pohon, serta daun daunan.
“Keunggulan metode ini selain tidak melakukan bajak tanah, mulsa dari bahan organik punya banyak manfaat,” ucapnya.
Ia juga mengaku, biaya produksi yang dikeluarkan lebih rendah dibanding metode yang biasa digunakan.
Karena pada saat budidaya tanaman jagung juga tidak ada proses penyiangan, penyemprotan, ataupun proses pembersihan tanaman liar pengganggu.
“Rata-rata petani di Desa Kedaton ini menerapkan metode ini untuk palawija dan padi sawah, serta sayur sayuran,”ujarnya.
Dengan kondisi itu, dirinya menganggap sebuah kesempatan untuk meningkatkan produksi palawija. Sebab di musim kemarau seperti saat ini , daya beli dan harga jual hasil panen cukup tinggi, termasuk jagung manis.
“Harga jagung manis perkilonya mencapai Rp2 ribu, bahkan kata agen bisa naik lagi. Semoga hasil Panen petani di Kabupaten Lamtim tetap optimal dan harga jualnya menguntungkan petani,” tandasnya.
Sementara itu, Hadi Suwito selaku  Kordinator Udara bersih indonesia ( UBI) di Kabupaten Lamtim mengatakan bahwa sudah ada 198 orang petani yang sudah menerapkan sistem MTOT.
“ Dari 198 petani tersebut mereka menggarap luas tanah sebesar 61 Hektar, dan mayoritas mereka menanan tanaman palawija,”ucapnya.
Sambungnya, 198 orang petani yang berada di kabupaten Lamtim sudah dua tahun belakangan ini menerapkan sitem MTOT bahkan dimusim kemarau, para petani masih merasakan hasil panen yang melimpah.
“ karena di sebagian wilayah yang berada di Lamtim ini jauh dari aliran kali , sehingga 61 hektar lahan tersebut bahkan bisa melakukan panen saat musim kemarau karena tanaman yang menerapkan sistem MTOT ini, masih bisa menjaga kelembaban tanah meskipun di musim kemarau,”terangnya.
Ia berharap, agar warga  di Lamtim bisa menerapkan sistem MTOT agar tanah yang mereka garap untuk bertani selalu ada tanaman dan bisa menghasilkan panen yang berlimpah dimusim apapun. (*/wyn).



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Most Popular

Recent Comments