Memanas, Aksi Unjukrasa Tolak Kenaikan Harga BBM di Kota Metro

0
1282
Perspektiflampung.com -Gelombang aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Kota Metro terus berlanjut. Kali ini giliran mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Organisasi Kepemudaan (OKP) se-Kota Metro melakukan aksi unjukrasa menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), Senin (19/09/2022).
       Aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan Kantor Walikota Metro teraebut sempat memanas, karena diwarnai aksi saling dorong dengan aparat keamanan hingga pembakaran ban bekas oleh para pengunjuk rasa sebagai bentuk protes atas kenaikan harga BBM bersubsidi.
      Aksi saling dorong dan pembakaran ban bekas diduga dipicu oleh pemukulan terhadap dua mahasiswa. Pengunjukrasa yang geram mengetahui rekannya terluka, langsung bertindak dengan kembali membakar ban bekas di depan gerbang Kantor Walikota Metro.
       Dalam aksi tersebut, mahasiswa meminta Walikota Metro, Wahdi berdialog secara damai dengan membuka kawat berduri yang digunakan untuk memblokade aksi unjuk rasa, serta gerbang kantor walikota yang digembok dengan blokade aparat keamanan.
       Salah seorang mahasiswa dalam orasinya menyebut bahwa pemasangan kawat berduri untuk menghalau pengunjukrasa merupakan sejarah pertama selama aksi demonstrasi di Kantor Walikota Metro.
       “Hari ini sejarah terbesar di Kota Metro, kawat berduri dibuka tapi kami ditumburkan dengan saudara -saudara kami aparat kepolisian. Mereka tidak tau apa-apa, bahkan hati nuraninya pun sangat menolak dengan kenaikan BBM,” kata Ridho Sahputra, salah seorang orator dalam aksi demonstrasi tersebut.
       Ketua HMI Cabang Metro, Chairul Aji juga mengungkapkan bahwa sempat terjadi aksi saling dorong dan pukul memukul selama penyampaian aspirasi berlangsung. “Tadi sempat ada dorong mendorong, pukul memukul dengan tongkat kepolisian, kemudian tameng kepolisian sedangkan kami tidak membawa senjata apa-apa. Jadi tidak fair lah itu. Seharusnya pihak kepolisian itu lebih humanis dalam mengawal aksi damai ini,” cetusnya.
       Dalam aksi tersebut, Walikota Metro Wahdi beserta jajaran Pemkot setempat menemui peserta aksi sebanyak tiga kali. Pertama, Walikota mencoba berdialog dengan dibatasi kawat berduri.
       Kemudian, Walikota masuk ke kantor Pemkot dan memicu aksi yang berujung pada kericuhan. Kemudian Walikota kembali menemui peserta aksi dengan naik ke atas mobil komando.
       Selanjutnya, ratusan mahasiswa yang meminta berdialog di dalam lingkungan kantor Pemkot Metro itupun dikabulkan. Dalam dialog, Walikota Metro menyatakan mendukung aksi mahasiswa dan menandatangani pernyataan sikap menolak kenaikan harga BBM. (ga)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here