Minggu, Oktober 6, 2024
Beranda KESEHATAN Waspada, Hingga Juni 2024 Ada 637 Warga Lamtim Terserang DBD. 5 Di...

Waspada, Hingga Juni 2024 Ada 637 Warga Lamtim Terserang DBD. 5 Di Antaranya Meninggal

Fogging Focus Di Sekretariat DPRD Lamtim

perspektiflampung.com-Penyakit demam berdarah dengeu (DBD) menyerang warga Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), sejak Januari hingga 27 Juni 2024 tercatat ada 637 warga terserang penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegepty tersebut.

Dari jumlah warga yang terserang tersebut, ada diantaranya yang merupakan Pemerintah Kabupaten Lamtim. Itu termasuk   staf di Sekretariat DPRD Lamtim.

Guna mencegah penyebaran DBD, Sekretariat DPRD Lamtim meminta bantuan pihak swasta untuk melakukan fogging focus (pengasapan), Kamis 27 Juni 2024. “Ada 6 staf Sekretariat DPRD yang terserang DBD dan saat ini masih menjalani perawatan,”jelas Sekretaris Sekretariat DPRD Lamtim M.Noer Alsyarif.

Terpisah, Plt.Kepala Dinas Kesehatan Lamtim Hairul Azman menjelaskan, dari 637 warga yang terserang DBD, 34 di antaranya pada periode Januari, Februari (128), Maret (252), April (116), Mei (54) dan Juni (53).

Dari total warga yang terserang DBD tersebut, 5 diantaranya meninggal dunia. Masing-masing, 1 dari wilayah Puskesmas Way Jepara, Puskesmas Adirejo, Puskesmas Sribawono dan Puskesmas Pugung Raharjo. Kemudian, 2 dari wilayah Puskesmas Karya Tani.

Dilanjutkan, pasien meninggal berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan umumnya terjadi karena keterlambatan penanganan. “Gejala DBD yang relatif umum mempunyai banyak kesamaan dengan penyakit lainnya,”jelasnya.

Selain itu terusnya,  di lapangan masih banyak masyarakat yang kurang waspada terhadap indikasi gejala tersebut hingga terlambat penanganan di fasilitas kesehatan.

Ditambahkan, upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Lamtim guna mencegah penyebaran DBD antara lain,

mengeluarkan surat edaran berkaitan sistem kewaspadaan dini dan respon kasus yang diteruskan kepada semua sumber daya kesehatan. Kemudian, melakukan, fogging focus  di beberapa wilayah sesuai SOP program. Yaitu,  fogging fokus pada titik yang terserang  dan bukan fogging massal.

“Dinas kesehatan melalui Puskesmas dan desa juga bersinergi dalam kegiatan di lapangan misalnya kegiatan Fogging dan pemberantaran sarang nyamuk,”jelar Hairul didampingi Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Syaiful.  (rip).



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Most Popular

Recent Comments